Kecerdasan spiritual-SQ
Kecerdasan spiritual-SQ
by Ary Ginanjar Agustian
by Ary Ginanjar Agustian
Danah Zohar dan Ian Marshall mendefenisikan kecerdasan spiritual
sebagai kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau Value, yaitu
kecerdasan untuk menempatkan prilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang
lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup
seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan orang lain. SQ adalah landasan
yang diperlukan untuk memfungsikan IQ dan EQ secara efektif. Bahkan SQ
merupakan kecerdasan tertinggi kita (Danah Zohar dan Ian Marshall)”SQ:
spiritual intelligence”
Sedangkan dalam ESQ, kecerdasan spiritual adalah kemampuan
untuk memberi makna spiritual terhadap
pemikiran, prilaku dan kegiatan, serta mampu menyinergikan IQ, EQ, dan SQ
secara komprehensif. Sebagai contoh, Erwin bekerja di sebuah perusahaan mobil
sebagai seorang buruh. tugasnya adalah mengencangkan baut pada jok
kemudi.itulah tuganya yang ia lakukan selama sepuluh tahun.karena pendidikannya
hanya SLTP maka ia tidak bisa meraih posisi puncak. Ketika ditanya” bukankah
itu adalah pekerjaan yang sangat membosankan?”sambil tersenyum ia menjawab “tidakkah
ini pekerjaan mulia , saya telah
menyelamatkan ribuan orang yang mengemudi mobil mobil ini? Saya mengencangkan
kuat kuat seluruh baut kursi mobol yang mereka duduki ini, sehinnga mereka
semua selamat. Termasuk kursi yang anda duduki itu”
Ketika ditanya lagi “ mengapa bekerja begitu giat, gajinya
kan tidak besar? Mengapa anda tidak ikut mogok seperti yang lainnya?” lalu ia
menjawab”saya memang senang dengan kenaikan upah seperti teman teman saya yang
lain, tapi saya pun memahami bahwa keadaan ekonomi sedang sulit dan perusahaan
pun terkena imbasnya,saya juga memahami bahwa pimpinan juga dalam kesulitan bahkan
juga terancam pemotongan gaji seperti saya, jadi kalau saya ikut mogok kerja
juga maka saya akan memperberat masalah, masalah saya juga” lalu ia melanjutkan”saya
bekerja karena prinsip saya adalah ‘memberi’ bukan untuk perusahaan tapi untuk
perusahaan saya’”
Erwin mampu memaknai pekerjaannya sebagai ibadah, demi kepentingan
umat manusia dan tuhan yang sangat dicintainya. Ia berpikir secara integralistik
dengan memahami kondisi perusahaan secara keseluruhan, situasi ekonomi, dan
masalah atasannya, dalam satu kesatuan yang integral. Ia berprinsip dari dalam
bukan dari luar, Erwin adalah raja atas jiwanya sendiri yang bebas merdeka. Sebuah
penggabungan senergi antara rasionalitas
dunia (EQ dan IQ) dan kepentingan spiritual (EQ). hasinya adalah kebahagiaan
dan kedamaian pada jiwa Erwin, sekaligus etos kerja Erwin yang tinggi tidak
terbatas. Ia menjadi asset perusahaan yang sangat penting dan “rahmatan
lillalamin” bagi sekitarnya.
Take time to think. It the source of power
Take time to read . it is the foundation of wisdom
Take time to quiet. It is the opportunity to seek the good
Take time to dream. It is the future made of
Take time to pray. It is the greatest power on earth
-author unknown-
“kemudian Ia memberinya
bentuk (dengan perbadingan ukuran yang baik), dan meniupkan kedalamnya ruh (ciptaanNYA)”.
Ia jadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan (perasaan)hati….
-QS As Sajadah (sujud)
32: 9-
0 komentar:
Posting Komentar