Kerbau belang dari Tana Toraja ini ternyata seharga mobil Alphard

Daerah Tana Toraja di Sulawesi Selatan sudah sejak lama dikenal dengan kebudayanya yang unik, utamanya prosesi pemakaman. Sebuah pesta besar wajib dilakukan untuk menghormati sang  mendiang dan dana yang dihabiskan pun bisa sampai miliaran rupiah.
Kerbau belang dari Tana Toraja ini  ternyata seharga mobil Alphard

Seperti yang disaksikan merdeka.com, Jumat (28/12) lalu. Saat itu, keluarga besar Tallulembang menggelar upacara pemakaman. Salah satu kerabat keluarga ini ada yang meninggal sejak beberapa bulan lalu.

Di Toraja, keluarga Tallulembang merupakan salah satu yang terpandang. Sesuai adat, mereka wajib menggelar upacara pemakaman yang disebut Rambu Solo. Meski upacara pemakaman, suasananya, tidak diliputi kesedihan malah lebih mirip seperti pesta besar. Semua anggota keluarga besar hadir, demikian juga para kerabat jauh yang jumlahnya ratusan orang.

Mereka kompak berpakaian hitam-hitam, sedangkan para pria ada yang berpakaian warna lain, tapi tetap mengenakan sarung berwarna hitam polos.

Upacara dimulai dengan penyembelihan kerbau. Beberapa ekor kerbau hitam yang telah disiapkan disembelih dengan cara ditebas lehernya.

Yang menarik, ada kerbau belang (tedong bonga) yang dihadirkan dalam upacara. Ketika itu, ada empat ekor kerbau belang putih-hitam dan lima ekor kerbau hitam yang kulitnya mengkilat.

Julius, salah satu kerabat keluarga kebagian menjaga salah satu kerbau belang itu. "Yang ini harganya Rp 670 juta," kata dia menunjukkan kerbau belang yang paling besar.

"Sama dengan mobil Alphard ini harganya," cetus Julius.

Sementara tiga kerbau lainnya, lanjut Julius, berharga, Rp 400 jutaan hingga Rp 200 jutaan. "Yang paling mahal ini karena warna dasarnya putih dan dia belang hitam. Sedangkan yang lain itu, warna dasarnya hitam dan belangnya putih," tuturnya.

Semakin besar ukuran kerbau dan corak belangnya semakin bagus, maka harganya semakin mahal. "Kerbau ini memang dipelihara khusus untuk acara-acara seperti ini. Ada pedagangnya," kata Julius.

Dia menjelaskan, untuk kerbau putih dengan belang hitam, dijuluki saleko. Sementara untuk kerbau hitam dengan belang putih dijuluki bonga. Dan untuk kerbau yang berwarna hitam semua dijuluki pudu.

Nah, untuk kerbau-kerbau yang lebih mahal dari harga mobil ini, ternyata tidak disembelih. Dalam prosesi upacara Rambu Solo, kerbau belang itu, akan disumbangkan. "Karena keluarga besar yang meninggal beragama Kristen, kerbau ini disumbangkan kepada gereja," kata Julius.

Oleh gereja, kerbau-kerbau itu akan dilelang kepada pembeli dengan harga tertinggi. "Hasil lelang, 75 persen untuk pihak gereja. Sisanya 25 persen dikembalikan untuk keluarga pemilik kerbau," imbuh Julius.

Selain kerbau, puluhan ekor babi juga disiapkan dalam upacara ini. Babi-babi tersebut akan disembelih untuk makanan selama pesta. Karena untuk kebutuhan pesta, ukuran babi pun yang cukup besar dan harganya berkisar antara Rp 3 juta hingga Rp 7 juta.

"Harga babi naik mulai bulan September sampai Desember karena banyak upacara seperti ini," kata Julius.

Dengan biaya yang mahal, upacara Rambu Solo tidak digelar oleh setiap keluarga di Toraja. Biasanya, hanya orang-orang kaya atau keturunan bangsawan saja yang mampu menggelar acara ini.

Julius menambahkan, jenazah orang Toraja yang meninggal tidak dimakamkan atau dikubur. Biasanya, mereka diawetkan terlebih dahulu. Jenazah kemudian dibawa ke gua batu di atas gunung atau liang-liang batu dan diletakkan dalam peti terbuka atau diletakkan begitu saja. "Ada juga yang disimpan di rumah-rumah adat yang dibangun di depan rumah masing-masing," jelasnya.

Puncak acara ini biasanya ditutup dengan adu kerbau. Dua ekor kerbau petarung berhadapan di sebuah lapangan. Siang itu, Menko Kesra Agung Laksono, Gubernur Sulawesi Selatan Sahrul Yasin Limpo, dan beberapa gubernur dan wakil gubernur yang merupakan peserta rapat kerja Asosiasi Pemerintahan Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) yang menggelar pertemuan di Tana Toraja, menyaksikan upacara Rambu Solo.

Dua kerbau bernama Panter dan Naruto berhadap-hadapan. Setelah bertarung sekitar 15 menit, saling menyerang dan beradu tanduk, Panter, kerbau hitam petarung berusia 10 tahun menang. Naruto lari terbirit-birit, menyerah dengan luka terkena tanduk di wajahnya. Penonton pun bersorak karena kerbau yang didukungnya menang.

"Taruhannya bisa puluhan juta rupiah. Panter itu, sudah sering menang beberapa kali," kata Johanes, salah satu warga Toraja yang gemar menyaksikan adu kerbau saat pesta Rambu Solo.Sumber: Merdeka.com

"Cintaku Terhalang Uang Panaik

 
Dalam suatu kesempatan, saya berbincang dengan beberapa kawan dari Makassar tentang adat pernikahan di sana. Perbincangan mengerucut pada soal biaya yang harus dikeluarkan. Mereka bercerita bahwa di Makassar ada yang dinamakan uang panaik. Semacam uang di luar mahar yang harus diberikan dari pihak laki-laki kepada keluarga  pengantin perempuan. Jumlahnya sangat variatif, tapi pada umumnya  tinggi.

Tinggi rendahnya uang panaik sangat tergantung pada beberapa faktor. Pertama, adalah faktor kelas sosial yang dimiliki oleh calon pengantin perempuan. Kelas sosial bisa berdasarkan gelar, tingkat pendidikan,tingkat ekonomi, dan pekerjaan. Misalnya perempuan yang memiliki gelar Andi atau keturunan Karaeng,  memiliki uang panaik yang tinggi. Apalagi bila dia sudah S2 dan memiliki pekerjaan yang bagus, uang panaik pun bisa bertambah. Konon, minimal uang yang harus dikeluarkan antara 50 sampai 100 juta. Dan uang itu memang harus dipenuhi.

Penentuan uang panaik, menurut kawan saya, juga sangat dipengaruhi oleh keluarga besar pengantin perempuan. Misalnya nenek sang calon pengantin perempuan juga memiliki hak menentukan. Inilah yang kemudian terkadang banyak kawan-kawan  yang berstatus biasa-biasa saja, harus berpikir kembali bila  mendapat pacar bergelar Andi. Katanya, bila calon pengantin laki-laki tidak sanggup membayar, bisa berhutang terlebih dahulu.

Nah, menariknya pengantin laki-laki bisa melakukan lobi-lobi. Atau sebelum melamar, melakukan pendekaatan kepada keluarga sang perempuan, supaya ada pertimbangan soal uang panaik yang akan dibayar. Hal inilah yang kemudian menjadi faktor penentu kedua. Jika calon pengantin laki-laki mampu melakukan pembicaraan dengan baik, sangat dimungkinkan uang panaik bisa turun.

Memang adat  tradisi di Makassar masih dipegang kuat. Adanya uang panaik dalam pernikahan bisa dibaca sebagai bentuk upaya mempertahankan kelas sosial. Orang tua sang perempuan tentu ingin anaknya bahagia, jadi harus bisa memperoleh calon yang setara. Ketika saya tanya, apakah adat seperti ini juga berlaku pada orang yang berpendidikan tinggi? Kawan saya, menjawab iya. Bahkan perempuan yang berpendidikan tinggi, justru memiliki uang panaik yang mahal. Dalam beberapa masyarakat lain, mekanisme pemilihan jodoh berdasarkan status sosial seperti ini  juga ada. Namun tingkatan keterikatannya sangat variatif.

Ada hal menarik lain yang diceritakan kawan saya. Bagi mereka yang bergelar kebangsawanan, apabila menikah dengan orang biasa, maka gelarnya akan hilang dan terputus.

Fenomena Langka Bunga Lotus Es di Arktik

Jeff Bowman, Mahasiswa pasca-sarjana University of Washington Amerika Serikat, dan profesornya, Jody Deming, berhasil mengabadikan fenomena langka dan jarang terlihat. Fenomena padang bunga es di Arktika. beberapa foto dari kejadian langka ini diambil saat keduanya tengah melakukan penelitian dari proyek gabungan antara ilmu kelautan, mikrobiologi, pada akhir tahun 2011 lalu.

Padang bunga lotus yang mengapung tersebar di atas permukaan danau es di Arktika. Perbedaannya, padang bunga es ini mengambang di atas laut dingin, yang suhu kedinginanya bisa menusuk tulang, atau disekitar suhu minus 22 derajat Celcius.

Bentuk bunga lotus es ini terbilang sangat kecil dan dengan bentuk bagian ujung yang agak meruncing. Selain itu di sini juga merupakan tempat hidup dari makhluk mikro-organisme. Bahkan lebih padat dibanding mikro-organisme yang hidup di bawah air beku Arktika.

Bunga es ini diketahui dapat memproduksi bahan kimia seperti formaldehida yang dapat menjadi sebuah petunjuk mengenai asal-usul kehidupan seluruh makhluk di muka Bumi ini. Sampel dari beberapa bunga es ini di bawa ke sebuah laboratorium di University of Washington Untuk dilakukan penelitian lebih lanjut.

Berikut Foto-fotonya:



















Sumber: dailymail.co.uk

Ini dia kehebatan Nokia Lumia

NOKIA LUMIA memiliki beberapa keunggulan yang membuatnya berada satu level diatas pesaing pesaingnya...! ini dia beberapa keunggulan NOKIA LUMIA

Nokia Smart Shoot.

Sempurnakan setiap gambar foto.

Jajaran Lumia generasi masa depan kami disertai lensa unik yang memungkinkan Anda memotret serangkaian foto dengan sekali klik.
Anda dapat menggabungkan senyuman, mengedit gambar, dan menyempurnakannya dalam sekejap untuk membuat bidikan sempurna yang tidak pernah terjadi.
Setelah selesai, upload langsung hasil bidikan Anda untuk dilihat oleh teman-teman.
divider-line-jpg

Nokia-Lumia-820-Nokia-City-Lens
Nokia City Lens.

Lihat kota Anda dengan cara berbeda.

Dengan Nokia City Lens Anda dapat menemukan tempat-tempat seru yang biasanya Anda lewatkan di kota Anda.
Melalui layar kamera Lumia Anda tinggal angkat ponsel Anda dan lihat aneka restoran terdekat, hotel, dan bisnis lain yang muncul pada layar Anda. Anda dapat mencari saran untuk tempat makan atau mencari bar terdekat. Lalu baca ulasannya, dapatkan nomor teleponnya, kaitkan ke situs web atau buat daftar tempat untuk dikunjungi berikutnya.
divider-line-jpg

Nokia-Lumia-820-Wireless-charging
Desain inovatif.

Casing pengisian daya nirkabel yang dapat ditukar.

Jajaran Lumia baru dirancang dengan banyak fitur khusus, misalnya pengisian daya nirkabel. Tinggal letakkan ponsel Anda di atas pelatnya untuk mengisi baterai.
Banyak pilihan pengisi daya nirkabel – termasuk Nokia Wireless Charging Plate dan Charging Pillow by Fatboy yang keren. Dan jika Anda ingin mengisi daya Lumia 820 secara nirkabel, tinggal tambahkan casing pengisian daya nirkabel.
Dengan aneka warna yang ditawarkan, pilihlah yang paling pas bagi Anda. Dan dapatkan aksesori baru seperti speaker dan headset agar serasi.
divider-line-jpg

Nokia-Lumia-920-SkyDrive
Bisnis.

Gunakan Office sejati di dunia nyata.

Smartphone Windows 8 Nokia Lumia disertai versi penuh Microsoft Office, Outlook, dan Internet Explorer 10. Jadi Anda dapat membuat dan mengedit dokumen Microsoft PowerPoint, Excel, dan Word saat beraktivitas dan menelusuri internet dengan lebih baik dari sebelumnya. 

Anda juga dapat menyinkronkan file kerja di PC dan ponsel dengan menggunakan SkyDrive. Dan jika perlu berbagi dokumen dengan kolega, Anda dapat menggunakan server SharePoint atau Office 365.


HARGA NOKIA LUMIA

mengenai harga? ini dia infonya, dari situs resmi NOKIA
Temukan dunia baru dengan Nokia Lumia 920 dan Lumia 820. Pre-order sekarang dan jadilah orang yang pertama memiliki Nokia Lumia 920 atau Lumia 820. Dapatkan penawaran terbaik sampai Rp 4.999.000* (dari harga normal Rp 6.499.000) untuk Nokia Lumia 920 atau Rp 3.499.000* (dari harga normal Rp 4.999.000) untuk Nokia Lumia 820. 
 

Prilaku Lesbian, Trend Lifestyle Anak Muda Makassar

Prilaku Lesbian, Trend Lifestyle Anak Muda Makassar 
Luar biasa dampak dari budaya “demonstratif” yang dikampanyekan dunia barat selama ini sehingga sudut terdalam realita hidup manusia bisa mencuat kepermukaan dunia nyata. Efeknya mendistorsi urat nadi modernisasi untuk mentransparansikan rahasia-rahasia hidup manusia modern yang sukar dicerna akal sehat.

Harvey Milk, seorang senator Amerika tahun 70-an yang berstatus gay, sukses memperjuangkan hak-hak kaum homo untuk mendapatkan hak hidup yang layak dan merekomendasikan undang-undang kebebasan kaum homo kedalam undang-undang dasar pemerintah Amerika. Sejak itulah, kehidupan homoseksual dan Lesbian tidak dipandang lagi sebagai prilaku yang menyimpang bahkan secara perlahan melebur dalam batas kewajaran prilaku manusia modern dan menormalisasi nilai-nilai peradaban diseluruh dunia. Penyakit sosial ini menjadi sebuah bagian dari salah satu bentuk hak hidup dan jaminan status sebagai simbol kelayakan prilaku manusia modern.

Dikota-kota besar terutama di Indonesia, kehidupan manusia dengan orientasi seks menyimpang ini telah berkembang menjadi trend atau lifestyle yang dianggap keren sebagai pembeda status sosial. Setelah fenomena kaum homo dan waria yang “booming” dalam gaya hidup metropolitan tahun 80-90 an, kini kaum lesbian juga sudah mulai mendapatkan ruang yang nyaman untuk bebas berinteraksi. Sebelumnya, keterbukaan prilaku lesbian ini hanya bisa ditemukan dikota-kota besar seperti jakarta, Surabaya dan Bandung, namun prilaku lesbian yang demontratif itu kini menjangkit luas keberbagai wilayah diseluruh Indonesia. Mereka tidak perlu sembunyi-sembunyi lagi, bahkan dengan bangga menjadikan  penyimpangan mereka sebagai orang-orang yang memiliki”perbedaan” status yang lebih modern dan terbuka.

Di kota Makassar, prilaku perempuan mencintai sesamanya ini tidak ragu lagi terang-terangan muncul ditengah-tengah masyarakat umum. Hampir disetiap pusat perbelanjaan, Mal, Cafe dan tempat tongkrongan terbuka, para wanita lesbian ini bisa ditemukan. Umumnya mereka datang berpasang-pasangan dan rata-rata masih berusia muda, sepantaran usia 15 – 20 tahun. Dengan mudah, kita bisa mengetahui mereka dari perbedaan pakaian, ekspresi dan cara mereka berinteraksi. Ciri yang paling menonjol untuk mengetahui identitas mereka adalah satunya berpakaian mirip laki-laki, maskulin, kadang sambil membawa rokok dan tampangnya dingin dan kaku. Sikapnya terkesan protektif. Dalam dunia lesbian, jenis wanita seperti ini disebut Butch, kalau di Makassar, populer dengan sebutan “hunter”. Sedang wanita yang satunya, biasanya lebih feminim (disebut Femme), berpakaian lebih kasual kadang bercelana pendek, sering membawa tas wanita yang lagi modis. Ekspresinya lebih terbuka dan sikapnya terkesan manja. Mereka tidak segan mempertontonkan aksi layaknya pasangan orang yang berpacaran normal. Disepanjang pantai Losari saat malam hari, kita bisa menemukan para lesbian ini “Hang Out” dipinggir jalan sepanjang deretan jajanan pisang Epe. Kelompok lesbian ini memiliki komunitas sesuai dengan umur mereka dengan tempat “hang Out” yang berbeda.

Trend lesbian di Makassar berdasar penelitian Astry Budiarti menunjukkan bahwa, lesbian jenis Butch semuanya berasal dari keluarga menengah keatas, namun kehidupan keluarga kurang harmonis, sedangkan lesbian jenis Femme, berasal dari keluarga menengah kebawah, dan kehidupan dalam keluarga sangat harmonis. . Korban para Butch atau “hunter” pada umumnya mengejar gadis-gadis muda yang sedang depresi. Menurut mereka, lebih mudah mencari mangsa dari gadis-gadis yang mengalami kondisi tersebut dan tidak butuh waktu yang lama untuk memikat mereka sebagai objek prilaku menyimpangnya. Para “hunter” itu mendoktrin gadis-gadis muda itu bahwa kehidupan lesbi merupakan gengsi pergaulan anak muda dan mereka menempatkan diri dalam komunitas unik lesbian untuk sebuah pengakuan status.

Banyak kasus yang muncul dari fenomena ini dimana salah satunya adalah penggunaan obat-obat terlarang. Tidak jarang banyak laporan yang masuk di kepolisian tentang anak perempuan mereka yang hilang dan ketika ditelusuri ternyata tersangkut masalah lesbian ini. Penyimpangan nilai-nilai sosial dalam perkembangan interaksi generasi muda di Makassar ini telah mengakar dan menunggu waktu untuk siap menuntut hak dan jaminan keberadaannya dalam peradaban kultur masyarakat Sulawesi Selatan.

FENOMENA RITUAL NAIK HAJI GUNUNG BAWAKARAENG


Gunung Bawakaraeng sekian lama telah menyimpan sebuah fenomena yang sudah terjadi sejak lama. Didalamnya terbenam kisah-kisah mistik tentang kebesaran para raja-raja dan panglimanya yg diyakini penduduk sekitar masih menghuni setiap wilayah tertentu di Gunung ini. Dibeberapa tempat terdapat susunan batuan gunung besar yang sepertinya sengaja ditata dan diyakini penduduk setempat adalah tempat pemakaman kuno. Orang-orang yang mengenal legenda Gunung Bawakaraeng secara turun temurun sangat menghormati keberadaan mistiknya sehingga seringkali ditemukan adanya ritual-ritual khusus untuk tetap menjaga tradisi leluhurnya.

di balik keindahan puncak Gunung Bawakaraeng tersimpan banyak cerita mistik. Konon apabila bumi yang bulat ini diratakan maka gunung dengan ketinggian 2.830 dari permukaan laut ini dipercaya sebagai pusat bumi. Gunung Bawakaraeng dianggap memiliki energi yang sangat besar dan merupakan tempat pilihan para wali untuk mempermantap ilmunya. Secara harfiah Bawakaraeng artinya Mulut (bawa) Sang Pencipta (karaeng), dan nama ini pula yang menyuburkan berbagai mistik serta kepercayaan.

Tak ada sebab yang pasti mengapa gunung ini diberi nama seperti itu, hanya dari cerita penduduk yang diketahui bahwa pada zaman dahulu ketika masa kerajaan Gowa masih berjaya ada seorang tokoh agama yang pergi haji ke tanah suci melalui puncak Bawa Karaeng dibantu malaikat. Ada cerita versi lain yang mengatakan pada masa lampau ada seseorang yang sangat ingin naik haji, lalu dia mendapatkan bisikan untuk mendaki puncak Bawakaraeng sebagai ganti hajinya. Wallahu a’lam mana cerita yang benar, namun yang pasti dari keyakinan itulah muncul paham yang mentradisi disebagian masyarakat Sulawesi Selatan dan sampai saat ini masih banyak orang yang ingin pergi haji diatas puncak gunung Bawakaraeng dan biasanya dilakukan bertepatan pada bulan Haji.

Fenomena Ritual ini yang menjadi turun temurun kemudian  dikenal dengan nama RITUAL HAJI BAWAKARAENG dan dipandang oleh masyarakat awam adalah sebuah ritual tahunan seiring dengan hari besar Idul Adha atau ketika menjelang puasa Ramadhan. Pelaksanaan tradisi ritual ini masih terjaga dan tetap dilakukan secara berkala oleh masyarakat sulawesi selatan yang percaya dengan keyakinan ini. Proses ritualnya tidak dilakukan secara serempak seperti proses Haji pada umumnya tapi tergantung dari proses yang diyakini oleh masing-masing leluhurnya. Saat waktu ritual itu tiba, rombongan itu ditemukan terpisah dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari orang tua, ibu-ibu bahkan anak kecil. Selain penduduk sekitar di Kabupaten Gowa, adapula jemaah haji yang berasal dari Makassar, Maros, Pangkep, Sengkang bahkan dari Propinsi Sulawesi Barat, Mamuju.

Uniknya, ritual Bawakaraeng ini dilaksanakan sebenarnya tidak untuk menjadi “haji”, tapi yang paling utama adalah untuk memohon keselamatan, rezeki dan juga permintaan khusus lainnya kepada yang maha kuasa. Ritual ini, dalam ajaran agama Islam melarang kegiatan persembahan dan pemujaan selain aturan shalat dan bentuk ibadah lainnya yang telah ditetapkan hukumnya. Para penganut ritual di Bawakaraeng kadang membawa sesuatu yang dipersiapkan sesuai dengan permohonan doa masing-masing. Ada yang mempersembahkan songkolo’ (beras ketan), lontong, telur, buah-buahan, daging ayam bahkan ada yang membawa daging kambing. Pelaksanaan ibadah ini sendiri bisa dipandang sebagai wujud pencampuradukan kepercayaan lama, ritual mistik, dan ajaran Islam, yang memang masih ditemukan di kelompok masyarakat tertentu di berbagai daerah di Indonesia.

rombongan yang sering melakukan ritual ini dari berbagai umur , dari anak kecil sampai orang tua yang sudah renta. Melihat dari fasilitas yang mereka gunakan jelas sangat beresiko untuk melakukan sebuah perjalanan pendakian. Perlengkapan mereka seadanya saja bahkan beberapa orang tidak menggunakan alas kaki. Tubuh mereka hanya dibungkus dengan kain sarung yang tipis dimana pekatnya udara dingin gunung dimusim pancaroba saat itu sangat menusuk tulang. Pemandangan yang memprihatinkan ketika dalam kelompok itu ada seorang nenek tua yang tidak mampu berbuat apa-apa lagi, harus digendong menuruni lembah-lembah yang curam. Begitu pentingnya ritual yang mereka yakini itu sehingga mereka begitu gigih menantang kondisi alam pegunungan dengan perlengkapan serta fasilitas yang seadanya. Tidak heran jika gunung Bawakaraeng sering menelan korban pada musim itu.

Pemerintah Sulawesi selatan telah mengeluarkan larangan keras bagi penduduk yang akan melakukan ritual ini mengingat setiap tahunnya terjadi kecelakaan dan banyak memakan korban. Semua kasus yang terjadi pada umumnya karena kedinginan atau terjatuh kedalam jurang diakibatkan tidak memadainya fasilitas dan sarana yang mereka gunakan. Untuk mengantisipasi kejadian tersebut pemerintah Sulawesi Selatan bekerjasama dengan aparat segera melakukan blokade penuh untuk menjaga semua jalan masuk kedalam wilayah pegunungan yang akan dilalui para penganut ritual itu. Meskipun begitu, masih saja ada jalan bagi para pendatang itu untuk tetap menjalankan ritualnya dengan melalui jalan-jalan yang tentunya beresiko tinggi. Dan sudah pasti akan terjadi lagi, korban kembali berjatuhan dengan kasus yang sama.

Penjagaan area Gunung Bawakaraeng diperketat menjelang perayaan hari besar Islam, pemerintah Sulawesi Selatan melakukan koordinasi untuk meningkatkan penjagaan disemua wilayah pegunungan Bawakaraeng dengan mengerahkan pasukan brimob. Hal itu dilakukan karena kondisi cuaca Pegunungan Bawakaraeng terkadang “ekstrem”, dan serbuan para pendatang untuk ritual gunung Bawakaraeng tidak mengenal kondisi tersebut. Seringkali, para pendatang itu cukup pintar menghindari penjagaan yang ketat dan menemukan jalan lain untuk masuk ke area pegunungan. Apabila itu terjadi maka resiko yang harus ditempuh para penganut ritual itu akan semakin tinggi karena mereka tidak melalui jalur pendakian yang normal.

Kontradiksi memang dimana pemerintah Sulawesi Selatan harus menjaga keamanan penduduk dengan membatasi bahkan sebisa mungkin menghentikan pelaksanaan ritual ini namun disisi lain ritual ini juga merupakan refleksi sejarah tradisi dan budaya yang juga seharusnya dijaga. Alasan yang paling logis untuk menetralisir kondisi ini adalah ketika keputusan untuk menghentikan ritual Bawakaraeng harus didasari dari pertimbangan agama.  Adalah sebuah pilihan, apakah melestarikan warisan tradisi dan budaya leluhur harus mengorbankan pemahaman agama Islam ataukah tetap melestarikan budaya itu dengan mengkombinasikan pemahaman Islam dengan pemahaman agama samawi? Tak akan pernah terjawab jika harus mencari solusinya lewat logika.

Manusia Primitif di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Setengah Siluman?

Di Kabupaten Bone Sulawesi Selatan, telah ditemukan bentuk kehidupan suku primitif yang disebut Suku Oni. Suku-suku primitif yang dijuluki Oni ini, di temukan tinggal di gua-gua yang terletak di daerah pegunungan wilayah tersebut. Tempat ditemukannya kehidupan Suku Oni ini adalah sebuah desa di dusun Dekko Mappesangka Ponre kabupaten Bone. Dari Ibu Kota Watampone pergi ke lokasi ini sekitar 60 km dengan jarak berjalan kaki ditambah sekitar 3 mil. Suku Oni hidup di gua-gua dikawasan yang luas.
Menurut saksi mata, tinggi rata-rata suku Oni hanya sampai 70 Cm. Dengan fisik seperti manusia dengan wajah keriput terkesan seperti orang tua. Pakaian sehari-hari mereka terbuat dari kulit anyaman kayu dan dibentuk menjadi pakaian. untuk kebutuhan sehari-hari, mereka hanya bergantung pada buah-buahan yang berada di hutan di sekitar pemukiman mereka.
Ahmad Lukman Mappesangka mantan Kepala Desa mengaku jika ia telah memasuki desa dimana Suku Oni berdiam. “Ketika terpilih sebagai kepala desa untuk pertama kalinya sekitar 15 tahun yang lalu, saya diundang oleh kepala sukunya untuk masuk ke dalam wilayahnya Untuk mencapai tempat mereka, kami harus berjalan sekitar 3 mil.. Untuk memasuki gua hunian suku, harus dilakukan oleh seseorang bertubuh kecil untuk bisa melewati mulut gua yang sangat sempit. Bagian dalam gua itu sangat luas dengan bentuknya yang bertingkat “jelas Ahmad Lukman.
Di Gua suku Oni, ada banyak hal-hal menakjubkan. “Di dalam gua, ada kursi yang terbuat dari batu,  furnitur Rumah Tangga seperti piring, teko, cangkir dan mangkuk, juga ada saja semua jenis barang unik yang alami bahkan ada berlapis emas. Piringnya semua terbuat dari keramik antik.” tambah Ahmad Lukman lagi.
Selain perabotan rumah, banyak hal yang unik dilihat oleh Lukman di dalam gua suku primitif ini. Sayangnya, bahasa yang diungkapkan oleh bahasa Oni tidak bisa dimengerti. “Pada waktu itu saya hanya menggunakan bahasa isyarat karena saya tidak mengerti dengan bahasa mereka. Saya diundang datang ke mereka hanya satu kali, saya pikir itu adalah bentuk penghargaan bagi saya sebagai kepala desa baru di wilayah mereka “. kata Lukman.
Tidak hanya Ahmad Lukman yang pernah diundang untuk mengunjungi suku Oni tetapi banyak orang yang diundang berdasarkan pilihan mereka. “Orang tidak bisa pergi ke sana jika berniat jahat. Ketika bertindak jahat, segera akan mendapatkan masalah. Siapa saja yang ingin mengunjungi suku Oni, harus menggunakan jasa seorang peramal.. Sayangnya saat ini pawang sudah pindah dan sekarang tinggal di Kalimantan. “kata Ahmad Lukman.
Bagi penduduk pegunungan pesisir yang termasuk dalam area peta kehutanan wilayah Ponre, tidak aneh jika mendengar cerita tentang Suku Oni. hampir semua penduduk di kawasan  Cinennung Palakka, penduduk pegunungan pesisir Cina di wilayah pantai. termasuk orang-orang yang tinggal di sekitar Sumpang labbu kabupaten Bengo sudah mengetahui bahkan ada yang pernah melihat hanya saja mereka tidak bisa berkomunikasi.
Menurut warga yang tinggal di sekitar desa Palettee meyakini bahwa suku Oni ​​adalah makhluk setengah siluman. Tapi ada juga yang menganggapnya sebagai mahluk biasa mirip dengan manusia. Dari cerita mantan Kepala desa, Ahmad Lukman Mappesangka di Kecamatan Ponre yang telah berakhir masa jabatannya mengatakan bahwa, Suku Oni awalnya sangat baik dan ingin berbaur dengan penduduk desa Dekko. “Jaman dulu, ada waktu jika orang ingin mengadakan pesta pernikahan, mereka selalu meminjam barang furnitur suku Oni Seperti piring dan mangkuk tapi tidak pernah dikembalikan, sehingga hubungan tidak berlanjut.. Masalahnya adalah bahwa jika orang dipinjamkan, banyak yang tidak mengembalikan, karena pada umumnya terbuat dari emas yang berlapis “kata Lukman. Ditambahkan lagi, sebenarnya orang mudah bergaul dengan suku tersebut tapi menjadi sulit karena suku Oni ​​tidak pernah lagi terlihat, diduga mereka sudah tidak percaya lagi dengan masyarakat sekitar.  
Suku Oni merupakan pribumi asli daratan Sulawesi Selatan terutama di Kabupaten Bone. Kabarnya, Suku Oni ini dahulunya digunakan sebagai sumber tenaga kerja pembangunan benteng, irigasi dan bangunan lainnya pada jaman kerajaan. Suku Oni sangat lincah dan kuat. mereka juga dijadikan sebagai mata-mata oleh raja Bone Arung  Palakka ketika perang melawan Sultan Hasanuddin raja Gowa dan Belanda “kata Lukman.

Sekarang untuk memasuki lahan mereka saja  pertama harus melalui persetujuan mereka. Seorang mediator juga harus mendampingi yang telah ditunjuk dan dipercaya oleh mereka. “Jika mereka tidak setuju, maka tamu yang ingin mengunjungi akan ditolak. Para tamu yang ingin diterima harus jujur ​​dan tidak punya niat jahat.” Jelas Ahmad Lukman.
Kondisi itulah mengapa suku Oni sangat sulit ditemui. Seperti yang dialami oleh kepala polisi AKBP Zarialdi SH saat mereka ingin bertemu dengan suku tersebut. “Aku ingin mendengar cerita dari Kapolsek saya yang bertugas di Ponre Jadi saya ingin membuktikan cerita tersebut. Saya membawa peralatan dengan pawangnya .. Kami juga harus membawa barang-barang seperti Pisang raja, Jagung, daun sirih, karena itu tawaran yang dibutuhkan. Ketika tiba di lokasi, kami tidak membawa tali untuk turun memasuki gua mereka. Setelah kami mencoba untuk menemukan tali dan kembali ke lokasi, gua sudah dalam keadaan gelap kendati di luar masih terang. Mungkin kita tidak lagi ingin diterima karena mereka belum siap, Saya harus berjalan cukup jauh untuk ini …bahkan kaki saya sampai lecet “jelas Kepala Polisi itu.
Terakhir 3 tahun ini, keberadaan suku Oni ​​sering terlihat oleh penduduk desa Palette. Mereka sering muncul di malam hari hanya untuk mengambil pasokan air. Warga sekitar sering melihat orang-orang kecil berkelebat di malam hari, mereka membawa wadah seperti ember, tetapi terbuat dari kayu. Beberapa warga juga sering mendapati cahaya obor berkelebat disekitar sumber air mereka.